My PrOFILe

Foto saya
Malang, Jawa Timur, Indonesia
Saya lahir pada tanggal 11 Mei 1992 merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara (bungsu!!) dan dibesarkan oleh keluarga yang harmonis

Senin, 11 Juli 2011

Miss Universe 2009 dan Sejarah Candi Borobudur


Bayangkan saja bangunannya mencapai 14.000m persegi dengan ketinggian hingga 35,29m. Sebuah prasasti Cri Kahuluan yang berasal dari abad IX (824 Masehi) yang diteliti oleh Prof Dr J.G. Casparis, mengungkap silsilah tiga Wangsa Syailendra yang berturut-turut berkuasa pada masa itu, yakni Raja Indra, Putranya Samaratungga. Kemudian, putrinya yang bernama Samaratungga Pramodawardhani.
Pada masa Raja Samaratungga inilah mulainya dibangun candi yang bernama: Bhumisan-Bharabudhara, yang diduga berarti timbunan tanah, bukit atau tingkat-tingkat bangunan yang diidentikan dengan sebutan vihara kamulan Bhumisambharabudhara, yang mempunyai arti sebuah vihara nenek moyang dan Dinasti Syailendra di daerah perbukitan.
Letak candi ini memang diatas perbukitan yang terletak di Desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah laut kota Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh yang membujur dari arah timur ke barat. Sementara di sebelah timur terdapat Gunung Merapi dan Merbau, serta disebelah barat ada Gunumg Sindoro dan Gunung Sumbing.


Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta balok batu andesit atau setara dengan 50.000m persegi untuk membangun Candi Borobudur ini. Berat keseluruhan candi mencapai 3,5 juta ton. Seperti umumnya bangunan candi, Bororbudur memiliki 3 bagian bangunan, yaitu kaki, badan dan atas. Bangunan kaki disebut Kamadhatu, yang menceritakan tentang kesadaran yang dipenuhi dengan hawa nafsu dan sifat-sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, yang bermakna sebuah tingkatan kesadaran manusia yang masih terikat hawa nafsu, materi dan bentuk. Sedangkan Aruphadatu yang tak lagi terikat hawa nafsu, materi dan bentuk digambarkan dalam bentuk stupa induk yang kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keinginan dan kekosongan.
Miss Universe Kagumi Candi Borobudur

 Miss Universe 2009, Stefania Fernandes  menyatakan sangat kagum akan keindahan peninggalan sejarah Candi Borobudur. Selain itu, cuaca yang mendukung, membuat  Miss Universe asal Venezuella tersebut  semakin semangat untuk menyaksikan salah satu keajaiban dunia.
Kagum akan peninggalan dari Dinasty Syailendra yang luar biasa, gadis kelahiran Merida, Venezuella, 4 September 1990 begitu turun dari mobil Jaguar yang membawanya dari Yogyakarta, langsung minta diambil gambarnya bersama Putri Indonesia 2009, Qory Sandioriva dengan latar belakang Candi Borobudur.
            Tidak itu saja, saat di bagian Arupadhatu (bagian puncak candi),   Stephania tidak mau kehilangan kesempatannya dengan  terus memanfaatkan momen tersebut untuk  berpose.
            Berbeda dengan miss universe –miss universe sebelumnya  yang  saat berkunjung ke Candi Borobudur selalu bertanya tentang sejarah Candi Borobudur. Tetapi Stephania  tidak  banyak bertanya kepada Mura Aristina, Humas Balai Konservasi dan Peninggalan Candi Borobudur yang memandu rombongan tersebut, Kamis ( 15/10).

            Selain  itu, biasanya tamu ”penting” yang berkunjung  ke Candi Borobudur  yang masuk dari pintu barat, sebelum naik ke puncak candi terlebih dulu memutar satu kali dari Kamadhatu (bagian paling bawah candi) untuk mendapatkan penjelasan tentang sejarah perjalanan Sidharta Gautama yang ada di dinding relief  candi tersebut.
Tetapi,  rombongan  Miss Universe tersebut  dari pintu barat langsung naik ke bagian puncak, sehingga Mura Aristina tidak jadi memberikan penjelasan tentang perjalanan ”Sang Buddha”.
            Pada kesempatan itu, baik Miss Universe dan Putri Indonesia 2009 juga berkesempatan untuk ”merogoh” Patung Kunto Bimo yang terletak di salah satu stupa candi tersebut.
            Berbeda dengan Stephania Fernandez  yang tidak banyak bertanya tentang Candi  Borobudur, Putri Indonesia 2009, Qory Sadioriva terlihat banyak bertanya kepada Mura Aristina tentang seluk beluk Candi Borobudur. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan gadis asal Aceh Nangroe Darussalam kepada Humas Balai Konservasi dan Peninggalan Candi Borobudur yakni  tentang  cerita tentang patung Kuntobimo tersebut. “Memegang patung Kunto Bimo merupakan ’simalakama’. Karena  kalau terus menerus dipegang akan mengganggu kelestarian dari patung tersebut,” kata Mura menjelaskan. (Py)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar